topbella

Minggu, 04 Desember 2011

Pangeran Facebooku


Pia, gadis kecil nan ceria. Walaupun ia sekarang menduduki kelas XI Bahasa di salah satu SMA ternama di Bali, sifat dan wajahnya tetap seperti anak seusia 13 tahun. Periang, cerdas, rajin, dan up to date. Sebenarnya banyak sekali teman – teman seusia dia yang menyukainya namun Pia tetap menolak. Anti cowok, yah dia benci sekali dengan cowok. Sejak 2 tahun yang lalu Ayah Pia menikah lagi dengan seorang wanita lain dan meninggalkan ibunya begitu aja. Sejak itulah kebencian Pia benar – benar memuncak. Sebelum – sebelumnya ia tidak terlalu benci karena Ayahnya sering memukuli dia. Namun Pia tetap menjadi gadis periang. Tak pernah ia tunjukkan rasa sedih, kecewa, atau apapun itu di depan semua orang.
“Pi, pulang sekolah ikut aku ke cafe yuk. Kan ada hot spotnya.” Ajak Rasta, sahabat Pia. “Ngapain sih ke tempat gituan, mending nyelesein tugas dari Bu Rina aja.” Tolak Pia. “Ayolah Pi, sambil ngerjain tugas deh. Aku pengen buka facebook nih.” Pinta Rasta. “hello, hari ini ya aku nggak bawa mapelnya Bu Rina lah.” Tutur Pia tegas. “PI, please!” Renggek Rasta. “Ya udah ya udah aku temenin tapi jangan lama – lama ya.”Tegas Pia. Setelah bel pulang berdering dua gadis itu pun segera menuju cafe yang biasa di tongkrongi Rasta. Setelah memesan minuman, kedua gadis itupun mulai membuka dan mengutak atik komputer tenteng yang mereka bawa dari rumah. Rasta yang asyik membuka situs jejaring sosial seperti facebook pun tidak luput dari omelan Pia. “ Tu kan buat apa sih ke tempat ginian. Mending di rumah ngerjain tugas Bu Rina. Kamu juga ngapain pekek punya fb segala. Cuma njerumusin aja. Lihat tu di TV banyak anak seusia kita yang rugi gara – gara facebook.” Omel Pia. “Yee merekanya aja yang nggak bisa memanfaatkan. Aku buat fb juga buat kmunikasi ma temen-temen yang jauh – jauh, bukan buat hal yang aneh- aneh. Weeeee.” Ledek Rasta. “Pi nih udah aku buatin fb. Masak anak SMA secerdas kamu nggak punya fb, jadul tau.” Ledek Rasta sekali lagi. “Walaaah. Buat apa sih. Nggak penting juga.” Ucap Pia. “Yee ya buat alat komunikasi. Udalah di coba aja. Seru – seru. Percya aku deh.” Bujuk Rasta. “ Nggak Ras. Buat apa juga punya gituan nggak ada manfaatnya.” Jawab Pia. “Dicoba dulu Pi. Ayolah.” Pinta Rasta dengan wajah memelas. “Ya udah ini demi kamu. Apa e-mail dan paswordnya.” Jawab Pia akhirnya. “nah gitu kan baru sahabt terbaik aku. E-mailnya Pia_Charming@yahoo.com. Paswordnya Piakusayang. Cepetan di buka.” Ucap Rasta sambil tersenyum. “iya nih lagi loading.” Jawab Pia. “What? Uda lengkap semua, emang kamu buat fbku dari kapan?” tanya Pia kaget. “hehehe sebenarnya uda dari 2 hari yang lalu.” Jawab Rasta. “oh dasar!” kata Pia. “udah buruan up date gih!” perintah Rasta. “ iya iya.” Jawab Pia.
Tertulis di beranda facebook bernickname Charming Girl itu beberapa kalimat. Senyum mentari selalu menghiasi hatiku, sampai kabahagiaan rembulan pun sangat aku rasakan. Jangan ambil itu semua dari hidupku Tuhan sebelum aku benar – benar siap untuk itu. “nih aku udah up date. Pulang yuk uda sore takut di cariin Mama. Ntar aku up date semuanya dirumah aja. Gimana?” pinta Pia. “iya iya, aku juga capek di depan laptop. Pulang aja deh.” Kata Rasta. Mereka pun berkemas karena memang hari telah sore. Setelah itu mereka pun bergegas pulang ke rumah masing – masing.
Sesampainya di rumah Pia pun melakukan aktifitas sehari – harinya. Beberapa hari itu Bali terus di guyur hujan. Jadi tidak ada waktu untuk Pia keluar rumah. Di rumah pun banyak aktifitas seru dia. Membantu Mamanya merangkai bunga, memasak, belajar, dan membuat tulisan – tulisan yang indah. Namun sekarang ada aktifitas terbaru Pia. Setiap setelah belajar dan sebelum tidur, Pia tidak pernah lupa untuk up date status di fbnya. Banyak sekali pemberitahuan – pemberitahuan di fbnya. Namun ada satu nickname yang membuat Pia aneh. Nickname itu bertuliskan Pangeran Kuta IiankSukaDiving. Facebook itu selalu menyukai status – status Pia dan mengomentarinya. Namun anehnya dia tidak pernah membalas komentar Pia.
Awalnya Pia tidak memperdulikan facebook itu, namun akhirnya ia penasaran juga dengan facebook itu. Pia pun seperti di sihir komentar – komentar berbobot yang semakin menyemangatkan Pia untuk menjalani kehidupannya. Bahkan semenjak ia mengenal pangeran misterius itu antusiasnya dal berfb ria pun sepertinya terpacu. Samapi suatu ketuka Pia melamun dan tersenyum – senyum sendiri. Rasta yang mengetahui kebiasaan – kebiasaan aneh Pia itu pun sering mengejutkan Pia dan mambuyarkan lamunan – lamunan Pia.
“Hei! Pagi – pagi uda ngelamun. Mikirin apa sih.” Gertak Rasta. “ Nggak kok. Nggak ngelamunin siapa – siapa.” Jawab Pia. “bohong. Kamu lagi jatuh cinta ya? Ayo ngaku? Kok akhir – akhir nih kamu lebih ceria tapi lebih diem.” Kata Rasta. “yee sotoy. Sapa juga yang jatuh cinta. Aku tuh nggak suka cowok tau.” Alih Pia. “nggak usah bohong, aku tuh bukan anak kecil tau. Ayo ngau sama siapa?” tanya Rasta. “ iya iya, sama cowok facebook.” Jawab Pia. “hahaha akhirnya Tuhan memberi keajaiban, kamu bisa suka cowok.” Ledek Rasta. Pia juga berfikir seperti apa sih cowok itu hingga membuat dia seperti terhipnotis arus cinta.
“Pi, ke kuta yuk.” Ajak Rasta. “ Ayo!” jawab Pia antusia. Pia memang suka pantai namun kali ini bukan karena itu ia antusias tinggi, namun karena Pangeran Kuta. Sesampainya di kuta seperti biasa mereka bermain – main air dan pasir hingga akhirnya Pia tertuju pada sosok lelaki yang berdiri tidak jauh dari tempatnya duduk. Lelaki itu bersama 3 temanya. Entah apa yang di bicarakan, namun lelaki itu benar – benar memikat Pia. Sampai ia tidak sadar kalo diajak bicara Rasta. “ pi berenang yuk! PIA kamu ngelihatin apa sih ampe segitunya?” bentak Rasta. “ itu ras, cowok di Fbku.” Jawab Pia. “masak sih?” emang kamu yakin dia beneran anak kuta.” Kata Rasta. “ya nggak juga sih tapi mirip ras.”jawab Pia. Akhirnya Rasta menarik Pia dan mengajaknya pulang dan tidak memperdulikan cowok itu.
Beberapa hari kemudian tanpa sengaja Pia online dan tepat saat itu juga Pangeran misterius itu oline dan ia mengirimkan sebuah pesan bertuliskan no hape dia dan sebuah kata hubungi aku. Tanpa pikir panjang Pia pun mengambil Hpnya dan memencet nomor tersebut. Aktif. Ternyata aktif. Pia pun segera mengirimkan SMS ke nomor itu dan di balas. Akhirnya merek pun berSMS ria setiap saat. Namun setiap Pia menanyai pangeran misterius itu dengan pertanyaan yang mengenai dirinya, ia tidak mau menjawab dan selalu mengalihkan pembicaraan. Pia pun tidak memperdulikan hal itu yang pasti dia bisa berhubungan dengan pangerasn misteriusnya itu.
Sampai suatu ketika pangeran itu tidak menghubungi Pia. Pia pun sedih dan untuk pertama kalinya dalam hidupnya ia menangis. Sebenarnya mustahil namun itu benar – benar terjadi. Pia terlanjur sayang sama pangeran misterius itu. Akhirnya ia menghabiskan akhir pekan dan kesedihannya di Pantai Kuta. Sampai pada akhirnya ia berteriak Aku Sayang Kamu Pangeran Kuta. Itu karena kekesalannya yang teramat dalam. Sontak semua orang di Kuta memandanginya. Namun Pia tidak memperdulikan itu, ia terus berteriak dan menangis. Namun di situ ada sosok yang selalu memandangi Pia dan setelah pandangan Pia menuju sosok misterius yang memandanginya, sosok misterius itu pun pergi.
Sampai pada suatu hari. Saat Ayah Pia menelpon dan hendak kerumah Pia dengan istri barunya dan anak dari istri barunya itu. Pia yang dulu sangat berbeda dengan Pia yang sekarang. Ia tak seceria dulu bahkan setiap hari wajahnya selalu murung dan di penuhi air mata. Mamanya pun kebingungan harus berbuat apa begitupun Rasta.
Saat Ayah Pia datang kerumah Pia. Pia tidak mau menemui Ayahnya. Ia hanya murung di kamar. Mamanya pun membujuknya untuk bertemu Ayahnya karena sejak perceraian orang tuanya Pia tidak mau bertemu Ayahnya sama sekali. Setelah mau di bujuk Mamanya ia pun mau bertemu Ayahnya. “Hai sayang! Ternyata anak gadis Ayah uda dewasa.” Tukas Ayah Pia. Pia hanya merunduk dan tersenyum kecut. “Pia nggak boleh buang muka gitu dong, ini kenalin Andra. Kakak tiri kamu.” Bujuk Mama. Kalau bukan karena bujukan Mamanya rasanya Pia males untuk menatap Ayahnya dan keluarga baru Ayahnya itu. Setelah ia menatap Ayahnya ia pun menatap sesosok lelaki yang bernama Andra. Oh My God. Nggak mungkin dia. Pia pun melongo ketika menatap Andra yang memberi senyuman manis kepadanya. Dia kakak tiriku. Pangeran misteriusku adalah anak yang merebut Ayah dari Mama. Tidak Tuhan. Seperti setelah lari maraton, badan Pia lemas. Ia pun duduk. “Andra.” Ucap Andra memperkenalkan diri dan mengulurkan tangan ke Pia. Pia pun membalasnya walupun ia sebenarnya ingin bumi kembali berputar ke masa lalu. Orang yang dicintainya adalah orang yang selama ini ia benci. “Kamu Pangeran Kuta?” tanya Pia polos. “iya.” Jawab Andra dengan tersenyum. “Kamu Charming Girl kan? Sebenarnya aku tahu kamu udah lama. Itupun dari papa.” Ucap Andra. “kita kesini mau ngasih undangan kalau Andra akan segera menikah.” Ucap Ayah. Menikah? Kakak tiri? Tuhan apa – apaan ini. Orang yang aku tangisi adalah kakak tiriku yang kubenci dan ia akan segera menikah. Tidak Tuhan. Bruk! Pia pun terjatuh dan pingsan.

0 komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya